Thursday 24 May 2012

FOSIL DAN SEKALA WAKTU GEOLOGI


A. FOSIL


Difinisi

Fosil adalah sisa atau jejak atau bekas hewan maupun tumbuhan yang hidup pada masa lampau yang telah membatu, tertimbun, dan terawetkan secara alamiah. Jadi fosil tidak selalu dalam bentuk sisa jasad, tetapi dapat pula dalam bentuk hanya berupa telapak kaki suatu hewan.

Berdasarkan difinisi ini, maka Mummy orang Mesir tidak dapat dikatakan sebagai fosil, demikian pula dengan peralatan-peralatan hidup manusia purba.
Apakah batubara dan minyak bumi disebut fosil ?
Fosil kebanyakan berada pada batukapur, batupasir, dan shale (batuan sediment). Kandungan-kandungan organisma dapat juga terjebak pada aspal alam, amber, dan es.

Batas antara masa lampau dan masa kini adalah pada awal Holocen yaitu sekitar 11.000 tahun yang lalu. Sedangkan jarak/rentang umur fosil dari 3,5 milyar tahun – jejak-jejak tua dari microscopic cyanobacteria (ganggang biru-merah) sampai 10.000 tahun sisa-sisa tua dari binatang-binatang yang terawetkan selama zaman es terakhir
Paleontologis (adalah ilmuwan yang mempelajari kehidupan prasejarah) menggunakan fosil-fosil untuk membaca bagaimana kehidupan telah berubah dan juga bagaimana sejarah bumi.

Renungan Bagi Bangsa Indonesia

 Sudah 66 tahun Indonesia merdeka. Sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 1945 bangsa Indonesia tampak telah berteguh hati untuk mengisi karunia ilahi tersebut dengan memakmurkan negeri, mencerdaskan bangsa dan mendamaikan dunia. Sebuah idealitas yang amat luhur. Hari setelah 66 tahun terlewati, memang banyak hal yang dicapai, tetapi tidak kalah banyak pula hal yang terlewati.
Realitas sejarah Indonesia kemarin hari hingga hari ini masih menunjukkan secara nyata betapa Indonesia masih (dan sedang) dihadapkan pada aral melintang yang bukan alang kepalang dalam mewujudkan idealitas luhur tersebut. Ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan datang dari segala penjuru dari dalam maupun luar negeri. Pemberontakan politis dari para separatis yang tidak betah tinggal di NKRI, perilaku korup dan kolusif, terjebak utang global dan seterusnya pembangunan tidak lagi murni demi idealitas luhur. Sebuah era tinggal kandas yang dulu digembar-gemborkan, malah akhirnya menjadi era ’’tinggal kandas’’ seiring dengan ambruknya tahta sang raja orde baru.
Dalam sejarah manusia, berbagai kehancuran peradaban di muka bumi sudah begitu banyak terjadi. Inti dari kehancuran peradaban atau bangsa, adalah kehancuran iman dan kehancuran akhlaq, maka secara otomatis pula akan terjadi pembangkangan terhadap aturan-aturan yang telah ada.
Sebagai misal, Kaum ‘Ad, telah dihancurkan karena berlaku takabur dan merasa paling berkuasa dan paling kuat. Mereka merasa tidak ada lagi yang dapat mengalahkan mereka, sehingga mereka berkata: “Siapa yang lebih hebat kekuatannya dari kami?” Begitu juga kehancuran yang menimpa Fir’aun, Namrudz, dan sebagainya. Kehancuran dan kejatuhan berbagai kaum, negeri, bangsa, dan peradaban, inilah yang sepatutnya direnungkan secara mendalam dan sungguh-sungguh oleh bangsa Indonesia, khususnya para ulama dan cendekiawan.
Apakah gejala-gejala kehancuran suatu negeri atau peradaban seperti yang disebutkan dalam al-Quran dan pernah terjadi dalam sejarah manusia sudah ditemukan dalam wilayah peradaban Indonesia? Kalau gejala-gejala itu sudah ada, bagaimana cara menghindarkannya?  Dalam melakukan upaya perubahan umat yang mendasar, Imam al-Ghazali lebih menfokuskan pada upaya mengatasi masalah kondisi umat yang layak menerima kekalahan. Di sinilah, al-Ghazali mencoba mencari faktor dasar kelemahan umat dan berusaha mengatasinya, ketimbang menuding-nuding musuh.
Menurut al-Ghazali, masalah yang paling besar adalah rusaknya pemikiran dan diri kaum tersebut yang berkaitan dengan aqidah dan kemasyarakatan. Al-Ghazali tidak menolak perubahan pada aspek politik dan militer, tetapi yang dia tekankan adalah perubahan yang lebih mendasar, yaitu perubahan pemikiran, akhlaq, dan perubahan diri manusia itu sendiri. Untuk itu, al-Ghazali melakukan perubahan dimulai dari dirinya sendiri dahulu, kemudian baru mengubah orang lain.
Melalui kitab-kitab yang ditulisnya setelah merenungkan kondisi umat secara mendalam, al-Ghazali sampai pada kesimpulan bahwa yang harus dibenahi pertama dari umat adalah masalah keilmuan dan keulamaan. Sebagai penutup penulis berharap semoga Tuhan senantiasa memberikan pertolongan atas cobaan yang telah diberikan pada bangsa tercinta ini.

Tuesday 22 May 2012

RAHASIA/ ETIKA BERDOA AGAR SELALU DIKABULKAN ALLAH

♥ Bismillaahir Rahmaanir Rahiim ♥

Etika merupakan sikap yang patut dimiliki dan diejawantahkan manusia dalam kehidupan sehari-hari. dalam berinteraksi dengan sesama, kita membutuhkan etika. saat menghadiri acara-acara resmi melulu ada etikanya. ketika seorang bawahan menghadap atasan, lagi-lagi dituntut untuk beretika. Dan masih banyak lagi praktek-praktek kehidupan yang etika berperan didalamnya.

Jika dalam berinteraksi antar sesama saja kita membutuhkan etika. Sudah barang tentu saat berinteraksi dengan Tuhan pun ada etikanya. Jika dalam menemui seseorang yg lebih terhormat saja terkadang kita sibuk untuk memikirkan bagaimana cara beretika yang sepatutnya. Bagaimana ketika kita ingin menemui (menghadap) Dzat yang menciptakan orang terhormat tersebut? Pantaskah kita tidak beretika?

Berdoa merupakan salah satu bentuk interaksi manusia dengan Sang Pencipta. Sebab dalam berdoa ada suatu permohonan yang diajukan manusia kepada Tuhan-Nya yang sudah pasti akan melihat, mendengar dan mengabulkan apa yang dimohon oleh hamba-Nya. Allah swt. telah berfirman yang artinya:

JUJUR DALAM KEADAAN APAPUN

♥ Bismillaahir Rahmaanir Rahiim ♥

Syaikh Abdul Qadir Jailani berkata, "Aku (saat berumur 18 tahun) pergi ke bagdad mengikuti sebuah khalifah kecil. Namun setibanya kami di rabik, daerah selatan hamdzaan, muncul 60 orang perampok yg merampok khalifah tersebut tanpa memedulikan diriku. Salah seorang perampok tersebut berkata kepadaku, "Hai orang miskin, apa yg engkau miliki?". "40 dinar" jawabku. "Dimana uang tersebut" tanyanya kembali. "Dijahitkan dalam bajuku dibawah ketiak" jawabku. Mengira aku bercanda, perampok tersebut pergi dan tidak memedulikan aku. Kemudian datang seorang perampok lainnya dan menanyakan pertanyaan yang sama. Aku pun menjawabnya dengan jawaban yang sama. Kali ini perampok tersebut melaporkan apa yg dia dengar kepada ketuanya yg sedang membagi-bagi hasil rampokan disebuah bukit kecil.

Mendengar laporan tersebut, kepala perampok itu berkata, "Bawa dia kemari". Dihadapannya, kepala rampok tersebut menanyakan pertanyaan yang sama dan aku kembali menjawabnya dengan jawaban yg sama. Dia lalu memerintahkan anak buahnya untuk melepaskan bajuku, menyobek jahitannya dan mereka menemukan uang tersebut".

"Mengapa engkau melakukan ini?" tanya kepala rampok kepadaku. "Aku telah berjanji kepada ibuku untuk tidak berbohong dan aku tidak ingin mengingkari janjiku kepadanya" jawabku. Kepala perampok tersebut menangis mendengar jawabanku dan berkata, "Engkau tidak mau mengkhianati janjimu kepada ibumu sedangkan aku hingga saat ini selalu mengingkari janji ALLAH". Kepala perampok dan anak buahnya pun bertobat ditanganku". (Mahkota para aulia, 2005)

(♥ Semoga Bermanfaat ♥)

Untuk ibu yang selalu meneteskan air mata ketika kita pergi

♥ Bismillaahir Rahmaanir Rahiim ♥

Ingatkah engkau..
Ketika ibumu rela tidur tanpa selimut demi melihatmu tidur nyenyak dengan dua selimut membalut tubuhmu..??

Ingatkah engkau ketika jemari ibu mengusap lembut kepalamu..?? Dan ingatkah engkau ketika air mata menetes dari mata ibumu ketika ia melihatmu terbaring sakit..??

Sesekali jenguklah ibumu yang selalu menantikan kepulanganmu di rumah tempat kau dilahirkan...
Kembalilah memohon maaf pada ibumu yang selalu rindu akan senyumanmu..

Simpanlah sejenak kesibukan-kesibukan duniawi yang selalu membuatmu lupa untuk pulang..

Segeralah jenguk ibumu yang berdiri menantimu di depan pintu bahkan sampai malampun kian larut..


Jangan biarkan engkau kehilangan saat yang akan kau rindukan di masa datang ketika ibu telah tiada...
Tak ada lagi yang berdiri di depan pintu menyambut kita...
Tak ada lagi senyuman indah tanda bahagia...

Yang ada hanyalah kamar yang kosong tiada penghuninya.
Yang ada hanyalah baju yang digantung di lemari kamarnya.

Tak ada lagi yang menyiapkan sarapan pagi untukmu makan...
Tak ada lagi yang rela merawatmu sampai larut malam ketika engkau sakit...
Tak ada lagi dan tak ada lagi yang meneteskan air mata mendo'akanmu di setiap hembusan nafasnya...

Kembalilah segera...
Peluklah ibu yang selalu menyayangimu...
Ciumlah kaki ibu yang selalu merindukanmu dan berikanlah yang terbaik di akhir hayatnya..

Sahabat Fillah...
Berdo'alah untuk kesehatannya dan rasakanlah pelukan cinta dan kasih sayangnya..

Jangan biarkan engkau menyesal di masa datang..kembalilah pada ibu yang selalu menyayangimu...

Kenanglah semua cinta dan kasih sayangnya...

Ibu... maafkan aku...
Sampai kapanpun jasamu tak akan terbalas...


Jika hari ini mereka masih ada di sisi kita....
Berikan kebahagiaan bagi mereka...
Jangan tumpahkan setetespun air mata berharga mereka untuk meratapi kesalahan kesalahan yang kita lakukan...

Dan jika hari ini mereka telah kembali pada pangkuan sang pemilik KASIH SAYANG...
Doakan mereka dalam hening dan kusyu doa-doamu...

Aku bahagia terlahir di dunia ini sebagai anakmu ibu...
Aku bangga terlahir di bumi ini sebagai putra putrimu Ayah...

Maafkan aku jika hingga hari ini belum sedikitpun kalian tersenyum karenaku...

(♥ Subhallah & Semoga Bermanfaat ♥)
______________________________________________________
Jika menurut kalian, artikel ini bermanfaat.
Silakan di-share untuk teman Anda, sahabat Anda, keluarga Anda, atau bahkan orang yang tidak Anda kenal sekalipun.
semoga Anda juga mendapatkan balasan pahala yang berlimpah dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Aamiin Ya rabbal 'alamiin |

#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#
... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa atuubu Ilaik ....

Atas Nama HAM, Izinkan Aku Pamer Aurat...!

By: Yulianna PS
Penulis Cerpen “Hidayah Pelipur Cinta”
Judul artikel ini gambaran dari generasi yang sakit akibat
ulah manusia perusak moral yang melumuri zaman dengan
kenistaan.
Pada zaman dahulu, wanita Indonesia identik dengan sifat
malu. Mereka malu memakai busana minim dan malu
berinteraksi dengan kaum Adam yang bukan mahram.
Kaum hawa masa lalu bersikap sesuai etika ketimuran, yang
menjaga sikap terhadap laki-laki, bukan karena jaim alias
jaga imej, tetapi karena memang ada rasa malu menyelinap
di dalam diri mereka.
Hari ini, manusia telah mengubah zaman, di mana para
wanita dijadikan sebuah boneka. “Atas nama HAM, izinkan
saya pamer aurat,” begitulah gambaran yang tepat aspirasi
para wanita kebanyakan.
Atas nama kebebasan, wanita Indonesia tidak malu-malu
melucuti busana di tempat umum agar disebut modern
seperti wanita barat. Melalui dunia hiburan, propaganda
barat telah sukses memalingkan muslimah Indonesia
berkiblat kepada jurang kehancuran.